Senin, 29 Juni 2009

Transformer : Revenge of The Fallen - The Best Popcorn Movie 2009!

Ga sia-sia antri...
Ga rugi dapat tempat yang ga strategis
Ga percuma nyisihin waktu wiken untuk film ini
Pokoknya filmnya berhasil memukau semua penonton yang ada saat itu!

Meski jujur, euforia nya ga sedahsyat ketika saya nonton sequel pertamanya!

Ada beberapa poin yang ditampilkan Michael Bay terlalu berlebihan. Ledakan dan mobil yang beterbangan. Meski itu memang ciri khasnya dia. Tapi too much here! Kadang2 berpikir, ledakan ini keknya ga perlu deh :P

Tapi adegan pertarungan robotnya lebih dahsyat dan lebih smooth! (Wihh... Jangan lupa bernafas sepanjang film ini ya!) Robotnya lebih gede-gede! Dan lebih banyak! Gw suka karakter Robot kembar yang konyol, ceroboh tapi kemudian menjadi salah satu pahlawan di tim Autobots



Sam Witwicky (Shia LaBeouf) kembali menjadi kunci dalam pertempuran robot alien terdahsyat yang pernah ada. Sam yang secara tidak sengaja memegang potongan cube yang nyangkut di kantong jaketnya, menyerap informasi di mana energon berada, meski dalam potongan visual yang tidak jelas dan dengan kode yang tidak terbaca. (Berbeda dengan Transformer 1, kacamata buyut Sam yang berhasil merekam posisi dimana Megatron terkubur) Karena itu, Sam menjadi incaran para Robot Decepticon yang ingin menguasai bumi dengan menyerap energi matahari. The Fallen yang merupakan Generasi pertama Alien Robot, Masternya Megatron, ingin bangkit dan kembali meneruskan niatnya menguasai universe.

Kali ini puncak pertarungannya ada di Mesir, persis dekat Piramida yang menakjubkan itu. (Kira-kira mereka syuting barengan tim KCB Indonesia ga ya wkwkwkwk)

Mikaela (Megan Fox) juga tampil semakin hot. Meski beberapa adegannya jelas-jelas hanya menampilkan ke sexy-annya dia. Adegan ga penting yang menurutku, tanpa itu orang juga udah sadar kalo Mikaela sangat-sangat "panas"!



Adegan favorit gw, slow motion Sam dan Mikaela berlari dikejar robot dengan tembakan dan ledakan di sana-sini. Boom Boom Boom! *u know what i mean! wkwkwkwk


ssttt...Ada gosip, katanya Megan Fox itu bukan cewek asli... Haaaa.. Tidak!!! Jebolan "Miss universe" Thailand katanya! (sekali lagi) Tidakkkkkk!!!

Oia... adegan romantisnya Shia-Megan mengingatkan saya dengan adegan romantisnya Ben Affleck-Liv Tyler di film Armageddon! Settingnya sama.

Kekocakan dan kekonyolan beberapa ada adegan cukup berhasil mencairkan ketegangan sepanjang film.

Overall sangat menghibur dan memuaskan! Seperti yang saya bilang untuk Kategori Popcorn Movie sejauh ini belum terkalahkan! Transformer still d best!

Senin, 22 Juni 2009

Ketika Cinta Bertasbih - Better than Ayat-ayat Cinta

Kalo bicara soal cerita novel, saya akan milih Novel Ayat-ayat cinta (A2C) dibandingkan Novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB). Novel A2C ceritanya lebih menyentuh, fokus dan lebih kompleks. Sementara KCB terlalu banyak tokoh jadi tidak fokus, bahkan melebar kemana-mana. Ceritanya terkesan dipanjang2kan demi mengejar target dwilogi. Itupun diakhir buku kedua masih ada kesan akan dilanjutkan.



Tapi kalo bicara soal film, terutama dari sisi kualitas filmnya, saya jujur lebih megang KCB. Keliatan banget kalo Produsernya niat membuat karya besar kang Abik itu menjadi sebuah film sukses. Dimulai dari setting lokasi yang sama dengan novel aslinya sampai pemilihan pemain yang fresh dan tidak pasaran.

Lokasi film ini memang benar-benar di mesir, Keindahan dan rasa eksostis nya terasa banget terutama di awal-awal film. Tapi ada beberapa adegan seperti menggunakan blue screen (teknologi menggabungkan gambar latar dengan adegan pemain di studio) Seperti adegan jamuan di tepi pantai Alexandria.

Pemain-pemain muda dan baru itu memang bisa menghindari kejenuhan penonton dari aktor "itu lagi itu lagi". Thanks God, bukan Dude Herlino yang jadi Azzam. Tapi karena saking barunya, terlihat banget kekakuan mereka. Terutama di adegan2 yang melibatkan emosi. Asli saya ketawa liat adegan yang lebay itu. Azzam yang lulus ujian, Furqam ketauan AIDS, Tiara yang dilamar orang lain, Husna yang datang menjemput Azzam di bandara dan lain-lain.



Satu poin plus lagi selain keberanian mereka memilih tempat dan pemain muda adalah kecakapan penulis naskahnya mentransfer buku pertama KCB kedalam bahasa film. Saya bisa katakan sukses. Saya bisa melihat lembaran-lembaran bukunya kedalam layar lebar itu. Semua part ada. Kalo pun ada yang hilang adalah sesuatu yang memang bisa di ignore dan dikesampingkan. Tidak dilebih2kan apalagi merubah jalan cerita secara major.

Hanya saja kata to be continued di akhir film sangat menganggu. Tanpa kata itu saya yakin orang juga tau kalo film ini bakal ada dua seri (tau deh kalo mau dibuat jadi tiga atau empat. i really don't hope so!) Seperti sinetron-sinetron kita aja. Apalagi ada deretan adegan2 untuk film selanjutnya. Komplit deh Sintetron versi layar lebar.

Yang juga cukup mengganggu adalah selipan-selipan "Jualan" dalam film ini. Bank Mandiri, Motor Mio, Lorin Spa, dan masih banyak lagi. Memang sih hal ini udah menjadi hal biasa bahkan untuk film sekelas hollywood juga sering melakukannya. Transformer aja filmnya bertabur iklan produk ternama. Tapi aneh aja ketika Husna bilang "untung bisa SMS banking banknya!" atau "Motor Mio ku masih bagus kok!". Jualan banget gitu loh!

Overall, filmnya ga mengecewakan tapi tidak juga ga menggembirakan. Standar lah. At least dibanding A2C film ini masih bisa berkibar. Apalagi dibanding film lokal hantu-hantu yang ga jelas itu.

Rabu, 17 Juni 2009

Kill Buljo - Plesetan Kill Bill

Film Norwegian satu ini memang plesetan Kill Bill, meski tokoh utamanya diganti menjadi cowok. Film ini mungkin laris di negaranya hingga kemudian Dimension, Distributor film-film spesialis parodi pun meliriknya.

Jumpo Tormann adalah korban penganiayaan sekolompok gang yang datang ke pesta pertunangannya. Tanpa belas kasihan semua undangan termasuk Jumpo dibabat habis dengan berondongan peluru. "sialnya" Jumpo ga tewas, tapi berhasil diselamatkan.

Begitu tersadar, yang terlintas adalah membalas demdam atas semua yang dialaminya. Untuk mewujudkan itu, Jumpo mendaki gunung untuk menemui master Ninja yang bisa mengajarkannya bela diri.

Satu persatu, gang pembunuhnya didatangi. Beberapa adegan pertikaian terlihat konyol dan jorok. Mungkin di negara sana, Joking seperti ini lucu kali.
Hingga kemudian Jumpo menemukan big boss dari gang tersebut.

Banyak adegan-adegan plesetannya yang ga make a sense di kepalaku, meski ada juga sih yang bikin senyum bahkan ketawa kecil. Tapi overall, film ini belum bisa dikategorikan sebagai film komedi. Menurutku lucuan Tropic Thunder (film komedi terakhir yang saya liat).

Jadi jangan berharap lebih!

Senin, 15 Juni 2009

Magicians - Trust first and do then!

Apa jadinya ketika seorang tukang sulap melakukan kesalahan trik yang fatal? Apakah akan ikut membunuh karirnya ke depan atau apa? Nah inilah yang dialami oleh Harry Kane. Dia melakukan kesalahan yang fatal, memenggal kepala isterinya sekaligus asistennya karena kecorobohan trik yang dipake dalam sebuah panggung sulap megah. Rekan panggungnya, Karl, menuding Harry sengaja melakukan itu karena sesaat sebelum melakukan trik itu, Harry menemukan Isterinya itu sedang selingkuh dengan Karl. Jadi emosinya terbawa dan dengan sengaja tidak memasang baik properti sulapnya.

4 tahun kemudian...

Harry terseok-seok untuk hidup. Menjadi sales di sebuah supermarket, kemudian dipecat karena dia selalu menyelipkan trik sulapnya dalam merayu pelanggan, bahkan dia mengemis-ngemis ditoko sulap untuk dijadikan pegawai di sana. Tapi ditolak! Tapi dari toko sulap itulah dia menemukan brosur lomba sulap yang prestise.

Harry pun mencoba menghubungi Karl, yang beralih posisi menjadi Mentalist, pembaca pikiran. Mencoba kembali mengusung format lama dan mengulang kesuksesan mereka dulu. Tapi saling ketidakpercayaan masih ada dan mereka pun memutuskan untuk tampil solo di kejuaraan itu.

Untuk itu, Harry mengajak Linda, temannya untuk menjadi asisten baru. Linda justru menjadi motivator baru yang terus memacu semangat Harry untuk tampil confidence! Bahkan meminta Harry untuk melakukan trik penggal kepala (saya lupa istilah sulapnya) yang sangat ditakuti Harry.

Drama Komedi ini cukup menghibur, apalagi beberapa trik yang ditampilkan cukup bisa membuat mengerti dunia sulap sebenarnya. Bahkan ada kalimat yang saya yakin bener dari mulut Karl ketika dia tampil di panggung Final.

"Orang yang berkata bisa membaca pikiran dan mendengar suara halus itu bulshit! He must be a liar!"



Senin, 08 Juni 2009

Angels And Demons - Better than Da Vinci Code!

Salah satu alasan kenapa saya bela-belain ngejar film ini, karena rekomendasi ga hanya dari beberapa website movie yang saya baca tapi juga desakan beberapa teman yang memberikan nilai lebih untuk film terbaru Tom Hanks ini.

"Jauh lebih bagus dari Da Vinci Code deh!" Seolah-olah mereka mampu membaca pikiran ku. Kekhawatiran Kisah Robert langdon yang sukses di buku tapi di kecam dalam versi layar lebar sebelumnya itu memang membuat ragu untuk kembali menyaksikan Angels And Demons ini.

Robert Langdon kembali dihadapkan sebuah teka-teki yang melibatkan Pemuka Agama tertinggi di Negeri patikan,Paus. Langdon yang tadinya di black list dari Vatikan, justru menjadi kandidat utama dalam memecahkan teror-teror itu. Teror ledakan bom saat pemilihan Paus baru di Vatikan. Simbol-simbol Iluminati yang terkirim diyakini hanya Langdon yang bisa memecahkannya.

Mengikuti intuisi dan rasa ingin tahunya itulah, Langdon mau terlibat dengan kasus ini. Mencari petunjuk demi petunjuk untuk mengarah ke siapa pelaku sesungguhnya. Cukup menegangkan dan menyenangkan karena beberapa joking ringan dari dialog dan adegan lucu mampu membuat kita sedikit tersenyum dan sedikit memberi waktu untuk menarik nafas.

Jujur, tema-tema seperti ini memang menarik buatku. National treasure salah satu contohnya. Terlepas apakah itu fakta atau bukan, yang pasti saya suka ide-ide teka-teki yang dilontarkan dan cara pemecahannya yang kadang-kadang ga terpikirkan. Impossible but logic!



Yang patut diacungin jempol karena kali ini, sutradara mampu menginpretasikan kisah petualangan pertama Robert Langdon ini menjadi kisah yang menarik dalam sebuah layar lebar. Terbukti orang-orang yang belum pernah membaca kisah ini sebelumnya mampu menikmati dan mengerti alur ceritanya bahkan beberapa orang puas dan masih membahasnya ketika lampu sudah dinyalakan dan credit title sudah muncul di layar. Hal yang tidak kita dapati pada film sebelumnya di Da Vinci Code.

Overall, menarik dan layak tonton!

Rabu, 03 Juni 2009

He's just not that into you - Watch this movie gal!

Film yang diadaptasi dari sebuah buku best seller di Amrik sono (tapi belum pernah liat versi Indonesia nya). Buku yang katanya bisa menjadi sumber inspiratif kaum Hawa dalam menyikapi kaum Adam yang (katanya) membingungkan *Do we?

Berbekal rekomendasi dari sana sini, termasuk searching tentang buku nya, gw coba meluangkan waktu untuk menonton film ini. Semakin semangat nonton ketika 9 pemainnya bisa dibilang top. Apalagi ada Jennifer Aniston dan Drew Barrymore! Hmmm... i love them!

film ini berisi 5 cerita tentang ladies dan 4 cerita tentang men yang menurutku sudah mewakili kejadian-kejadian yang terjadi seputaran kisah romantis jaman sekarang. Tentang perselingkuhan, blind dating, Cinta lewat internet, kumpul kebo, waiting call from a men ^^ dan lain-lain adalah peristiwa yang banyak terjadi sekarang ini kan? Nah di film ini dibahas dari dua sudut pandang, from men and of course from ladies!

Seperti bukunya, film ini juga menggambarkan wanita yang panik setelah dating dengan seorang pria, tapi kemudian si pria itu tidak menghubunginya sama sekali, meski di akhir kencan mereka, pria bilang : "Sangat menyenangkan ngobrol dengan kamu!"
Atau bagaimana pria dalam membahasakan "Sorry, i don't like you!" (meski saya ga setuju dengan beberapa point itu)

Yah... ini memang terlalu western. Tapi tidak menutup kemungkinan kalo bisa saja terjadi di Indonesia terutama di kota-kota besar, seperti Jakarta!

Saya ga bisa menceritakan jalan ceritanya di sini sebagaimana ketika saya mereview film-film lainnya, Karena ini seperti film dokumenter. Bahkan di selang waktu tertentu setelah pemaparan sebuah kisah, ada selipan Q&A dengan beberapa jawaban public. "If he's not calling you" or "If he's not marrying you" dan lain-lain.



Jadi kalimat terakhir, film ini layak ditonton oleh para wanita. Dan kalo para pria ingin mengetahui sisi wanita yang lain you'd better watch this!