Score : PERFECT!
Kondisi Bumi di ujung tanduk. Konon material Bumi secara perlahan mulai tergerus habis dan tidak bisa lagi diselamatkan. Professor Brand memiliki rencana untuk mencari lokasi suaka di luar angkasa sana. Adalah Cooper, seorang mantan astronot NASA yang hidup dengan keluarganya di tanah pertaniannya secara tidak sengaja terseret dalam project ini. Kepergiannya menimbulkan polemik di keluarganya, terutama Murphy, anak keduanya. Project kali ini membawa misi kemanusiaan, demi keberlangsungan hidup umat manusia. Hal inilah yang membuat Cooper tidak bisa menolak. Meski resiko jauh dari keluarga untuk waktu yang cukup lama atau bahkan tak kembali lagi sama sekali.
Ceritanya cukup, entar spoiler :D
***
Ide film ini benar-benar kurang aja gilanya. Entah apa yang ada di dalam kepala Christopher Nolan, ketika merancang film ini. Dia kembali datang dan berurusan dengan waktu, tapi kali ini dengan rentang waktu yang sangat lebar karena melibatkan teori relatifitas dan fisika kuantum lainnya.
Masih ingat Memento? Di film itu, Nolan meracik potongan film secara flash back, totally flash back. Membuat para penonton garuk kepala ingin memutar balik film itu agar bisa runut dari depan. Pun di Inception, Nolan juga mempermainkan penonton dengan ayunan waktu yang dia perlihatkan lewat putaran mimpi. Kini di Interstellar, Nolan tak tanggung-tanggung lagi, sebuah teori relativitas yang sungguh dahsyat di dunia fisika dijadikan sebagai dasar awal dalam timeline di film ini. Entah ada obsesi apa Nolan dengan waktu.
Sepanjang film, kita diombang-ambing dengan emosi yang sungguh tertata dengan sempurna. Fase pengenalan karakter pun tidak terasa membosankan sebagaimana yang saya rasakan di film Inception. Dan kemudian memasuki inti film, penonton kembali dihajar dengan twist yang tak terduga dan menguras emosi. Sungguh bajingan Nolan ini! Tunggu, twist film ini tak berhenti di situ, di akhir film, solusi yang ditawarkan pun sungguh tak terduga! Beberapa penonton berteriak tertahan ketika tabir misteri film ini mulai terkuak, dan saya salah satunya!
Gambar film ini sungguhlah tak ada celanya. Beberapa adegan yang menampilkan suasana luar angkasa benar-benar breathtaking. Bahkan ada adegan yang berhasil membuat saya sukses merasakan mual karena gerakan rotasi pesawat Endurance. Bukan cuma gambar, akting dan musik juga memuaskan. Makanya saya berani menasbihkan kalau ini adalah film terbaik Nolan sejauh ini.
Mungkin yang bisa menjadi cela film ini adalah tema film itu sendiri. Topik yang berat bisa membuat sebagian masyarakat merasa asing dan tidak mengerti dengan alur film yang ada. Tapi menurut saya, Nolan cukup berhasil meminimalisir keraguan itu. Beberapa teori Fisika yang terasa berat disampaikan dengan bahasa awam yang menarik, meski Hukum Newton III di akhir film dipaparkan aneh oleh Cooper. Hehehe....
Film ini sangat recommended dan nontonlah di Imax, agar semua keindahan film yang saya sampaikan di atas bisa kamu rasakan lebih fantastis.
2 komentar:
Saia nonton di Imax...tapi pengen di 4dx..karena pengalaman bersama Gravity sungguh aduhai...
Tapi...tapi...saya tetap lebih cinta Memento daripada ini..terutama dari sisi scoring.
Nolan akhir2 ini selalu ngajakin Zimmer..dengan orkestrasi yang perfect.
Dan mungkin karena selalu perfect..saya jadi sedikit bisa menebak polanya.
Kalok dari sisi cerita..mungkin saya masih ada beberapa pertanyaan plothole yang mungkin bisa lebih make sense setelah saya nonton beberapa kali..seperti film Nolan yang lain.
Nolan mungkin sutradara terbaik saat ini, tapi paporit saya tetep David Fincher.
Hi Mamung... nice to see u here. Thanks for coming yaaa...
Interstellar adalah film yang paling excited menurut gw di antara yang lain. Yang lain, gw masih sedikit menguap di awal meski akhirnya tetap applause.
Kalo sutradara favorit gw, err.. Michael Bay *vomit*
Posting Komentar