Score : 2/5
Salah satu karakter dari corps Marvel yang cukup melekat adalah Captain America ini, tentu saja dengan kostum dan perisainya. Makanya tidak heran CapAm menjadi salah satu jagoan Marvel untuk di'hidup'kan kembali.
Begitu jaringan bioskop kita memutar film ini, saya dengan semangat menyambutnya. Ini pandangan saya tentang film ini.
Steve Rogers (Chris Evans) begitu berambisi ingin terdaftar sebagai pasukan army US yang berjuang di medan perang melayani negaranya dari serbuan penjajah. Sampai berani mengubah identitas diri agar bisa kembali mendaftar ulang. Pada pendaftarannya yang kelima, secara tidak sengaja, ketulusan hati dan semangatnya terdengar oleh Dr. Erskine, professor yang sedang mengembangkan serum khusus. Serum yang nantinya berhasil mengubah Rogers menjadi sosok hero tidak hanya untuk America tapi juga untuk dunia.
Film ini entah kenapa terasa kurang gregetnya bila dibandingkan dengan film-film marvel lainnya. Dari segi Action menurutku, Capam kurang seru, jauh dibandingkan dengan film-film X-Men atau bahkan dibandingkan dengan Fantastic Four sekali pun. Tapi dari segi cerita, cukup jelas memperlihatkan sejarah 'lahir'nya sosok Captain America yang benar-benar mewakili sosok from zero to hero. Dan saya selalu suka cerita sejarah ini.
Yang menarik, Chris Evans tampil beda di awal film. Sebagai sosok Rogers yang kecil, kurus dan ringkih. Yah... thank you technology yang bisa membuat ini bisa terjadi. Jadi ingat film Avatar yang menampilkan Sam dengan kaki yang kecil. Hanya saja ketika berhasil menjadi the New Rogers, fisiknya terlalu berlebihan, jadi aneh sendiri. Otot-otot pada tubuh rogers ketika pertama kali keluar dari inkubator seperti tempelan daging saja hahaha meski tampilan itu berhasil membuat cewek di sebelah kananku melenguh panjang dan ngikik-ngikik ga jelas, bisa jadi dia mimisan seliter -__-"
Pemilihan Chris Evans sebagai CapAm juga agak menganggu, dia tidak tampil memukau. Bahkan sosoknya sebagainya Human Torch di F4, menurutku lebih oke. Hugo Weaving cukup oke meranin Red Skull, meski sosok Red Skull sendiri tidak tampak gahar dan menakutkan.
Yang surprise adalah sosok Stanley Tucci si Dr. Erskine. Ga ngeh aja kalo itu dia. Bayangin saya terakhir nonton dia di Burlesque, dengan tampilan glamour dan baldy. Di film ini dia tampil bersahaja dan tentunya berrambut. Hahaha....
Overall, di bawah ekspektasi saya, meski masih bisa menikmati filmnya.
Oia, hampir lupa, Seperti biasa di akhir credit title film-film Marvel ada teaser keren "road to the Avengers". Layak untuk di tunggu, meski harus stay sekitaran 5 menit lebih. Kemaren ada 7 orang dalam studio, termasuk saya, yang sabar menantikan seperti apa teaser keren itu. Meski teasernya itu hanya semenitan.
Begitu jaringan bioskop kita memutar film ini, saya dengan semangat menyambutnya. Ini pandangan saya tentang film ini.
Steve Rogers (Chris Evans) begitu berambisi ingin terdaftar sebagai pasukan army US yang berjuang di medan perang melayani negaranya dari serbuan penjajah. Sampai berani mengubah identitas diri agar bisa kembali mendaftar ulang. Pada pendaftarannya yang kelima, secara tidak sengaja, ketulusan hati dan semangatnya terdengar oleh Dr. Erskine, professor yang sedang mengembangkan serum khusus. Serum yang nantinya berhasil mengubah Rogers menjadi sosok hero tidak hanya untuk America tapi juga untuk dunia.
Film ini entah kenapa terasa kurang gregetnya bila dibandingkan dengan film-film marvel lainnya. Dari segi Action menurutku, Capam kurang seru, jauh dibandingkan dengan film-film X-Men atau bahkan dibandingkan dengan Fantastic Four sekali pun. Tapi dari segi cerita, cukup jelas memperlihatkan sejarah 'lahir'nya sosok Captain America yang benar-benar mewakili sosok from zero to hero. Dan saya selalu suka cerita sejarah ini.
Yang menarik, Chris Evans tampil beda di awal film. Sebagai sosok Rogers yang kecil, kurus dan ringkih. Yah... thank you technology yang bisa membuat ini bisa terjadi. Jadi ingat film Avatar yang menampilkan Sam dengan kaki yang kecil. Hanya saja ketika berhasil menjadi the New Rogers, fisiknya terlalu berlebihan, jadi aneh sendiri. Otot-otot pada tubuh rogers ketika pertama kali keluar dari inkubator seperti tempelan daging saja hahaha meski tampilan itu berhasil membuat cewek di sebelah kananku melenguh panjang dan ngikik-ngikik ga jelas, bisa jadi dia mimisan seliter -__-"
Pemilihan Chris Evans sebagai CapAm juga agak menganggu, dia tidak tampil memukau. Bahkan sosoknya sebagainya Human Torch di F4, menurutku lebih oke. Hugo Weaving cukup oke meranin Red Skull, meski sosok Red Skull sendiri tidak tampak gahar dan menakutkan.
Yang surprise adalah sosok Stanley Tucci si Dr. Erskine. Ga ngeh aja kalo itu dia. Bayangin saya terakhir nonton dia di Burlesque, dengan tampilan glamour dan baldy. Di film ini dia tampil bersahaja dan tentunya berrambut. Hahaha....
Overall, di bawah ekspektasi saya, meski masih bisa menikmati filmnya.
Oia, hampir lupa, Seperti biasa di akhir credit title film-film Marvel ada teaser keren "road to the Avengers". Layak untuk di tunggu, meski harus stay sekitaran 5 menit lebih. Kemaren ada 7 orang dalam studio, termasuk saya, yang sabar menantikan seperti apa teaser keren itu. Meski teasernya itu hanya semenitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar