Genre : Mystery and Suspense
Score : 3/5
Film ini jelas menjadi salah satu target wajib nonton ketika resmi ditayangkan di akhir tahun 2011. Mengingat di film sebelumnya banyak kejutan yang menyenangkan yang diberikan Guy Ritchie.
Sherlock dan Watson kembali bermain-main dengan sebuah permainan yang dihadirkan musuh bebuyutannya Prof. Moriarty. Mereka mencoba mencari benang merah untuk mengetahui kemana tujuan Moriarty melakukan teror sebenarnya. Awalnya Watson yang diceritakan akan menjalani hidup baru dengan menikahi Mary, sudah tidak bermain dengan permainan rahasia ini, tapi ternyata dirinyalah awal dari permainan ini. Yup, Watson menjadi target Moriarty untuk mengacaukan investigasi Sherlock.
Film yang berdurasi kurang lebih 2 jam ini sungguh diawali dengan pembukaan yang boring dan bertele-tele. Beberapa part mampu membuatku memejamkan mata berulangkali. Penjelasan-penjelasan yang tidak penting justru menjadi titik lemah cerita ini. Untungnya di setengah film berikutnya, Ritchie mampu memberikan suguhan aksi yang menarik dan mampu membuat penonton menarik nafas dalam, terutama pas adegan baku tembak di dalam hutan! Keren banget. Ketika si sniper andalan Moriarty mengatur nafas, gw pun baru sadar bahwa gw juga kehabisan nafas. Hehehe...
Dialog-dialog cerdas dalam film ini terasa tidak lagi menjadi suatu suguhan yang menarik atau tidak lagi menjadi surprise sebagaimana dalam film sebelumnya. Visual yang menggambarkan ketajaman otak Holmes dalam memprediksi kejadian berikutnya juga bukanlah hal yang baru. Demikian pula dengan unsur komedi yang diselipkan baik berupa kalimat atau gimmick juga ga terlalu lucu meski ada juga sig beberapa yang berhasil membuatku tertawa.
Yang gw notice dalam film ini adalah keterikatan emosional antara Holmes dan Watson berhasil dihadirkan oleh Downey dan Law. Sebuah hubungan pertemanan yang orang luar liat mungkin gila tapi sebenarnya dalam.
Pengorbanan Holmes ketika membela Watson dari serbuan Moriarty sangat jelas terlihat. Dan ketika Watson kalut melihat Holmes tergeletak kaku karena luka yang diderita pun bisa kita lihat. Great for them!
Oia, 'pergulatan' antara 2 sosok jenius nan briliant antara Holmes dan Moriarty bener-bener menarik. Kompetisi yang murni melibatkan pikiran dan intuisi mereka.
Secara keseluruhan, film ini tidak lebih bagus dari film sebelumnya. Guy Ritchie terlihat tidak berani berekplorasi terlalu jauh, padahal sebenarnya punya banyak potensi untuk membuat film ini terlihat jauh lebih menarik. Tapi buat kalian yang suka dengan kisah Holmes, film ini jelas masih layak untuk disaksikan di hari libur penghujung tahun!
1 komentar:
banyaknya film yang belum saya tonton ;p
Posting Komentar