Minggu, 08 April 2012

The Hunger Games (2012)

Genre : Fantasy
Score : 3/5

Katniss adalah gadis remaja berusia 16 tahun dari distrik 12, wilayah termiskin di negara Panem. Sejak ayahnya meninggal dia harus menanggung beban sebagai kepala keluarga yang harus menghidupi ibu dan adik kecilnya, Prim. Untuk itu, dia biasa berburu di hutan mencari makanan atau tanaman yang bisa dimakan atau dijual, bersama Gale, sahabatnya.

Panem adalah sebuah negara yang terdiri atas 13 Distrik dengan Capitol sebagai ibu kota negaranya. Distrik 13 sudah dihancurkan akibat terjadinya aksi perlawanan yang sengit. Dan untuk memperingati hancurnya Distrik 13 dan sebagai peringatan untuk tetap loyal pada Capitol, mereka mengadakan sebuah game show yang sadis dan heartless, The Hunger Games.

Pada games ini, setiap Distrik diwajibkan mengirim 2 peserta, wanita dan pria berumur 12-18 tahun untuk bertanding dengan perwakilan dari Distrik lain. Mereka akan saling bunuh untuk tampil menjadi pemenang tunggal di akhir permainan. Buat mereka, menjadi peserta sama saja menyodorkan leher untuk digorok.

Pada hari pemilihan peserta untuk perwakilan Distirk 12 Katniss harus rela menyodorkan dirinya sebagai peserta untuk menggantikan Prim, yang terpilih. Dia tidak tega melihat adiknya menjadi peserta game sadis itu. Sementara perwakilan prianya terpilih Peeta, anak tukang roti di distrik 12 yang ternyata punya 'cerita' dengan katniss. Mereka akan bersaing dengan 22 anak lainnya dengan menawarkan strategi yang cukup unik dan membawa harapan Distriknya.

***



Menonton film ini setelah membaca bukunya adalah pilihan yang tepat. Banyak part yang akan menjadi pertanyaan kenapa begini kenapa begitu. Terutama, sejarah tentang Hunger Games, peraturannya, perjuangan di arena lomba atau bahkan penggambaran solusinya.



Menurut saya, film ini cukup berhasil menggambarkan bukunya. Penampakan kota Capitol yang megah dan indah sangat tergambarkan jelas. Serta Penduduk capitol yang fashionable dan suka berdandan aneh cukup berhasil ditampilkan. I like it!



Meski begitu sangat banyak modifikasi yang dilakukan. Bahkan ending penyelesaiannya pun berbeda. Gapapa sih, tokh ga merusak jalinan cerita.

Pemain-pemain mudanya cukup enak dilihat, paling tidak lebih berwarna dibanding pemain-pemain yang ada di twilite saga. Hehehe...

Overall saya masih bisa menikmati film ini, bahkan sudah mereka-reka film keduanya kira-kira bagaimana.

Tidak ada komentar: