Kamis, 02 April 2009

Dragon Ball Evolution - It's not about Dragon Ball Anime and manga

Category: Movies
Genre: Action & Adventure
Buang jauh-jauh Kartun Dragon Ball yang mungkin menjadi anime favorit kalian sejak dulu ketika ingin menonton film ini. Jauhkan Karakter-karakater yang ada dalamnya, karena meski bernama sama, mereka memiliki karakter yang jauh berbeda. Ga ada Goku yang berwatak lugu, naif dan Imut serta berekor monyet. Juga Bulma yang ekspresif, cantik tapi bloon. Atau Yamca yang keren tapi takut dengan wanita. Terlebih Master Roshi yang kurus, ancur banget dengan otak ngeresnya, kocak dan very funny.

Nama-nama di atas memang ada dalam film DBE ini tapi totally different with Anime and Manga version.

Film dibuka dengan adegan perekelahian antara Goku dengan Gohan kakeknya (yang tidak pernah muncul dalam versi kartun dan komiknya). Teknik kungfu yang lemah dan tidak didukung dengan visual effect yang smooth. Opening yang payah.

Goku, di usia 18 tahun, mendapatkan hadiah dari kakeknya berupa Bola naga berbintang 4. Diingatkan agar menjaga baik-baik harta karun kakeknya itu. Di usianya itu pulalah dia mengenal Chi Chi, sang primadona sekolah yang juga ternyata seorang fighter. Tapi di hari ulang tahunnya itu pulalah dia harus kehilangan kakeknya akibat perbuatan Picollo yang mencari bola naga.

Sebelum meninggal, Gohan menyuruh Goku untuk mencari dan berguru pada Master Roshi. Berbekal wasiat itu, Goku ditemani Bulma berepetualang mencari Roshi. Bulma dikenalnya karena punya misi yang sama, mencari Bola Naga.

Master Roshi (Chow Yun Fat) berhasil ditemukan dan akhirnya mau mengajari Goku untuk mencegah Picollo menguasai bola naga dan membangunkan Ozaru murid Picollo yang kejam. Mereka pun harus bertindak cepat sebelum gerhana matahari terjadi. Perjalanan ini terasa hambar dan ga ada yang spesial, bahkan saya ngantuk dan sempat tertidur di beberapa adegan tengah.

Ketika mereka akhirnya berhasil menemukan Picollo, terbukalah suatu rahasia siapa sebenarnya Goku.

Kecewa berat dengan filmnya...!
1. Pemilihan pemain yang ga banget. Semua pemainnya terasa tidak pas menempati tokoh dan karakter yang ada dalam cerita DBE ini.
2. Ceritanya dangkal dan terasa biasa
3. Ga ada satupun adegan yang mampu membuat saya tertawa ngakak atau bahkan tersenyum simpul. Padahal mengingat ada nama besar Stephen Chow dengan embel-embel producer, harusnya Cerita konyol dan banyol di komik dan kartunnya paling tidak bisa direfleksikan setengah ke filmnya. Setengah aja. Karena kalo kalian melihat versi kartun aslinya (yang di DVD, bukan versi TV Indonesia) kamu pasti akan tertawa puas dengan ulah Goku dan teman-temannya.
4. Saya kasih dua bintang karena menghargai usaha yang dilakukan dalam mendeskripsikan cerita bola naga ke layar lebar.
5. Visual effectnya (sorry) cemen banget. Adegan kame hame ha beradu dengan pukulan Picollo seperti menyaksikan Sembara beradu ilmu dengan Mak Lampir dalam film Misteri Gunung Merapi.

jadi terserah anda, masih mau nonton atau ga. Tapi buat kalian yang punya anak yang mungkin juga penggemar DB versi kartunnya, ga ada salahnya kok mengajak mereka nonton di bioskop.



2 komentar:

Kencana mengatakan...

Saya usah nonton. Garena gak gitu ngikuti animanganya, saya sih fine2 aja dengan karakternya. Cuma, Piccolonya gampang banget dikalahkan.

Kacamata mengatakan...

Gw kecewa banget ma film ini!!!