Kamis, 18 Maret 2010

I hope they serve beer in hell

Genre : Comedy
Score : 1 of 5 stars

Meraih beberapa penghargaan di ajang film Internasional bukanlah jaminan mutu, bahwa film itu pasti kita suka. Terbukti beberapa film Oscar kadang-kadang tidak make a sense di kepala kita. Film ini juga menjadi salah satu bukti statement di atas.

Meraih penghargaan sebagai best comedy di Berlin dan Toronto Festival, adalah bekal awal saya menarik film ini di antara tumpukan film lainnya, selain terlihat simple dan lucu tentunya.

Film dibuka dengan adegan ala American Pie. Sebuah adegan komedi "dewasa" langsung digeber (tapi menurutku itu tidak lucu). Kemudian ceritanya berlanjut tentang perjalanan tiga orang sahabat ke kota Salem. Tucker, Dan dan Drew. Mereka mencari sebuah klub yang katanya wild dan penuh dengan wanita. Cerita mulai terlihat ada ketika mereka tiba di Klub archive (or something). Konflik terjadi justru di antara mereka. Dan lah pihak yang paling dirugikan. Pernikahan di depan mata yang sudah direncanakan 2 tahun terancam bubar.

Tucker, sang pencetus ide, sialnya ga merasa bersalah akan kejadian itu. Tucker dengan keegoisannya hanya memikirkan nafsu dan keinginan sendiri. Tidak pernah mempedulikan hasil dari perbuatannya, meski ada orang lain sebenarnya yang menanggung rugi akibat perbuatannya itu.

Cerita friendshipnya sangat kental, meski dibawakan ala teenager western yang vulgar dan bebas. Speech Tucker di pernikahan Dan, sangat bagus, meski bahasanya kasar dan sedikit jorok. I like it.

Tapi overall, gw ga menikmati joke yang ada dalam film ini. Dialog2nya juga boring.

Oia, ini based on true story dari Tucker Max


Tidak ada komentar: