Selasa, 08 Mei 2012

SURAT TERBUKA UNTUK 21 GROUPS




Kepada Yth Manajeman 21.

Saya salah satu orang yang rajin 'menabung' di pundi-pundi keuangan kalian. Sudah tak terhitung lagi saya menghabiskan uang jajan saya untuk kesenangan dalam menyaksikan film-film yang memang bisa menjadi sarana hiburan dan pelepas ketegangan. Jadi saya berharap apa yang saya tulis dalam postingan ini bisa kalian baca dan dengarkan.


1. Batasan Penonton
Tegaslah dalam membatasi penonton yang akan masuk ke dalam studio, seperti anda tegas mencegat calon penonton membawa makanan di pintu masuk bioskop! Jangan cuma cari keuntungan saja. Sepengetahuan saya, Film itu dibuat berdasarkan genre dan tingkatan umum. Jadi tidak semua film bisa disaksikan oleh segala umur. Berulang kali saya melihat orang-orang yang tidak tepat, masuk ke dalam studio untuk menyaksikan film-film yang sebenarnya tidak cocok ditonton mereka. Film-film yang mengandung kekerasan dan pornografi merupakan hal-hal yang dominan ada di film-film berating dewasa dapat dengan mudah disaksikan mereka. Seandainya saja film por*o bisa diputar di sana, saya curiga kalo mereka yang di bawah umur bebas juga membeli tiket dan menikmati filmnya.

Ada dalih bahwa mereka menonton dengan orangtuanya kok. Well, itulah tugas kalian melarang orang tua dan menjelaskan kenapa larangan itu ada. Karena tidak semua orangtua "PINTAR" hingga mereka perlu pencerahan sehingga tidak lagi mencekoki putra-putrinya dengan sesuatu yang sebaiknya belum mereka konsumsi.

Dan buat para orangtua, plis, periksalah rating film yang akan kalian tonton sebelum memutuskan akan mengajak putra putri kalian. Sangat miris terdengar ketika ada anak kecil teriak, "yahh, ga jadi dibunuh deh!" di film the Raid, film yang sarat dengan adegan kekerasan dan dialog kasar.
Satu lagi, STOP BRING UR BABY!!! Tidak hanya merugikan bayi kalian tapi juga menganggu penonton lain. Studio Bioskop dirancang untuk mengeluarkan suara yang keras, se'sunyi' apapun filmnya. 

2. Pemilihan extra trailer
Tolong sesuaikan dengan film utama yang akan diputar. Kebayang ga kalo satu studio yang penuh dengan anak-anak ingin menonton film Toy Story 3, Kungfu Panda 2 atau Man Jadda Wajadaa, tapi ketika kemudian di awal penayangan dicekoki trailer film lokal yang ga mutu itu. Setan pocong, hantu ngesot atau film-film dewasa yang penuh adegan ciuman dan buka-bukaan segala macam ada. Kenapa ga sekalian filmnya Miyabi aja yang kalian putar? 
Hal ini bisa diorganize dan dijadikan SOP untuk diterapkan di semua manajemen 21 kan?! Ada ratusan trailer cooming soon yang bisa menjadi pilihan sesuai dengan genre dan rating film utama. Atau sekalian tidak usah ada extra trailer, langsung ke film utamanya saja.

3. Jadwal film dan waktu ibadah
Ini mungkin kekhawatiran saya pribadi saja sebagai seorang muslim. Beberapa jadwal pemutaran film dipasang di jam-jam krusial yang bisa menyebabkan kita (orang muslim) melewatkan jadwal sholat. Paling rentan adalah maghrib. Film mulai 17.30 keluar 19.30. See... goodbye Maghrib!
Well, ini sebenarnya kembali ke orangnya juga sih. Tapi mungkin kalo 21 berinisiatif baik, sebaiknya tidak memancing mereka (orang muslim) untuk meninggalkan kewajiban mereka. Atau berinisiatif menyediakan satu ruang khusus untuk kami yang ingin melaksanakan ibadah sholat. Jadi ga perlu jauh-jauh keluar dari 21 dan kemudian balik terburu-buru supaya tidak ketinggalan filmnya.

4. F&B mahal
Lucu aja sih kalo yang ini. Dan curcol saya pribadi. Beli tiket yang 25 ribuan, tap kemudian beli makanan dan minuman melebihi angka 50 ribuan. Hehehe... ga usah heran ya, kalo banyak calon penonton yang menyelundupkan makanan ke dalam studio. Ga pernah berpikir untuk mereview ulang harga F&B yang kalian tawarkan. Kalo saya pribadi sih, turun harga ke level make sense tidak akan merugikan justru akan membuat F&B di sana akan lebih laku. Keuntungannya, penonton juga ga perlu beli makanan dari luar dan ngumpet-ngumpet bawa ke dalam.

Demikian surat terbuka ini saya buat. Bukan ingin menjatuhkan, tapi malah ingin melihat jaringan bioskop kesayangan ini maju dan lebih berkembang sehingga bisa memberikan kenyamanan saat saya menyaksikan film-film favorit saya dengan nikmat!


Salam




Kacamata film

4 komentar:

miwwa mengatakan...

dari point pertama sampai point terakhir saya setujuuuu!!! ada lagi yang saya kesalkan sih. di Riau harga tiket naiknya konstant. naik naik dan terus naik. dari yang dulu bisa nomat 15rb, sekarang jadi 30rb. weekend ga sanggup nonton lagi karena harga tiket mencapai 50rb. doh~

Kacamata mengatakan...

Semoga pihak 21 mau membaca dan mendengarkan keluhan dan masukan dari para pelanggannya ya? :D

aini mengatakan...

Ancha thank you udah nyampein hal-hal yg menjadi uneg2 gw selama ini buat 21! :)

Kacamata mengatakan...

@Aini : Sama-sama :)