Score : 3 of 5 stars
Bruce Willis kembali beraksi. Sempat terpikir, sepertinya sudah tidak layak memasang aktor tua ini sebagai jagoan utama dalam film action yang memamerkan adegan baku tembak. Terlalu maksa dan terkesan hanya menjual nama. Tapi ternyata begitu memahami isi ceritanya memang, dia cocok untuk karakter Frank Moses.
Diceritakan Frank menemukan cinta sejatinya melalui telepon. Dia jatuh cinta dengan Sarah, wanita yang selalu menerima komplainnya mengenai cek tunjangan pensiunnya. Pembicaraan melalui telepon itu terus berlanjut mulai dari novel agen CIA yang sering dibaca Sarah sampai kemudian berjanji untuk kemudian di daerah Sarah berada.
Sayangnya kencan pertama itu tidak berjalan romantis yang mereka bayangkan. Mereka justru melaluinya dengan tembakan dan kejaran para agen yang ingin membunuh Frank. Tentu saja akhirnya Sarah juga ikut terseret dengan kasus ini. Tapi karena sudah terobsesi dengan novel inteligen yang sering dibaca, makanya Sarah justru excited menemani Frank.
Frank akhirnya berhasil melacak maksud pengejaran agen itu terhadap dirinya. Dia berhasil mengumpulkan rekannya satu persatu, rekan yang menjadi partner kerja selama masih aktif bekerja sebagai agen CIA. Para pensiunan ini memang sengaja diberhentikan karena dianggap berbahaya untuk pemerintah yang penuh dengan kemunafikan.
Frank menjadi salah satu target karena keberadaannya di lokasi Guetamala. Lokasi yang menjadi saksi kebiadaban wakil presiden. Untuk menutupi itu, Wakil Presiden ingin mengahpuskan jejak dengan membunuh semua saksi mata yang ada.
Conflict perseteruan internal seperti ini sebenarnya sudah banyak diperlihatkan lewat film-film sejenisnya. Cuma saja mungkin tokoh heronya dalam film RED ini sedikit berbeda, karena mereka adalah para tua-tua keladi yang segan disebut OLD MAN!
Bayangkan saja kalo Bruce Willis, Morgan Freeman, Helen Mirren dan John Malkovich bergabung untuk menuntaskan satu masalah. Saya suka Morgan Freeman. Aktor watak satu ini selalu tampil bagus dalam filmnya. Sayangnya dia hanya tampil sebentar dibanding ke tiga rekan lainnya.
Actionnya juga "lebih manusiawi: dibandingkan Die Hard 4.0, film Bruce Willis sebelumnya. meski sebenarnya masih rada-rada out of logic at all. Saya suka adegan pas Willis ditabrak terus keluar dari mobilnya sementara mobilnya masihg bergerak berputar. Love this scene!
Yang meranin sosok yang terlihat antagonis, Cooper (Karl Urban) juga bagus! Cukup menarik perhatian penonton dan bisa mengimbangi pemain-pemain kawakan tadi.
Kalo mau sekedar nyari hiburan action semata dengan cerita yang tidak terlalu berat meski cenderung bosan di awal, film RED ini cocom jadi pilihan
Bruce Willis kembali beraksi. Sempat terpikir, sepertinya sudah tidak layak memasang aktor tua ini sebagai jagoan utama dalam film action yang memamerkan adegan baku tembak. Terlalu maksa dan terkesan hanya menjual nama. Tapi ternyata begitu memahami isi ceritanya memang, dia cocok untuk karakter Frank Moses.
Diceritakan Frank menemukan cinta sejatinya melalui telepon. Dia jatuh cinta dengan Sarah, wanita yang selalu menerima komplainnya mengenai cek tunjangan pensiunnya. Pembicaraan melalui telepon itu terus berlanjut mulai dari novel agen CIA yang sering dibaca Sarah sampai kemudian berjanji untuk kemudian di daerah Sarah berada.
Sayangnya kencan pertama itu tidak berjalan romantis yang mereka bayangkan. Mereka justru melaluinya dengan tembakan dan kejaran para agen yang ingin membunuh Frank. Tentu saja akhirnya Sarah juga ikut terseret dengan kasus ini. Tapi karena sudah terobsesi dengan novel inteligen yang sering dibaca, makanya Sarah justru excited menemani Frank.
Frank akhirnya berhasil melacak maksud pengejaran agen itu terhadap dirinya. Dia berhasil mengumpulkan rekannya satu persatu, rekan yang menjadi partner kerja selama masih aktif bekerja sebagai agen CIA. Para pensiunan ini memang sengaja diberhentikan karena dianggap berbahaya untuk pemerintah yang penuh dengan kemunafikan.
Frank menjadi salah satu target karena keberadaannya di lokasi Guetamala. Lokasi yang menjadi saksi kebiadaban wakil presiden. Untuk menutupi itu, Wakil Presiden ingin mengahpuskan jejak dengan membunuh semua saksi mata yang ada.
Conflict perseteruan internal seperti ini sebenarnya sudah banyak diperlihatkan lewat film-film sejenisnya. Cuma saja mungkin tokoh heronya dalam film RED ini sedikit berbeda, karena mereka adalah para tua-tua keladi yang segan disebut OLD MAN!
Bayangkan saja kalo Bruce Willis, Morgan Freeman, Helen Mirren dan John Malkovich bergabung untuk menuntaskan satu masalah. Saya suka Morgan Freeman. Aktor watak satu ini selalu tampil bagus dalam filmnya. Sayangnya dia hanya tampil sebentar dibanding ke tiga rekan lainnya.
Actionnya juga "lebih manusiawi: dibandingkan Die Hard 4.0, film Bruce Willis sebelumnya. meski sebenarnya masih rada-rada out of logic at all. Saya suka adegan pas Willis ditabrak terus keluar dari mobilnya sementara mobilnya masihg bergerak berputar. Love this scene!
Yang meranin sosok yang terlihat antagonis, Cooper (Karl Urban) juga bagus! Cukup menarik perhatian penonton dan bisa mengimbangi pemain-pemain kawakan tadi.
Kalo mau sekedar nyari hiburan action semata dengan cerita yang tidak terlalu berat meski cenderung bosan di awal, film RED ini cocom jadi pilihan
2 komentar:
gw jd ngebet nonton pilem ini gara2 liat trailernya di metrotv, pas adegan jon (freeman) mengagumi pantat susternya. gw pikir seru jg klo freeman bakal jd opa genit, tp sayangnya tnyt tetep aja jd opa yg wise kayak di almighty. klo cool-nya frank (willis) sih udah ketebak. tp kesintingan marvin (malkovich) yg bikin gw ngakak setiap adegannya. plus neni veronica yg elegan, dgn quote-nya 'i kill people, dear..' dan romantisnya opa igor.
rada nyesel gw nonton film ini di layar e63, di bis pula. jd ngakaknya ketahan, takut dimarahin sebelah.
movie freak kudu nonton nih filem, tp klo gak freak2 banget ya nonton expendables aja deh :p
Saya setuju kalo film ini lebih bagus dari Expandables ^^
Nonton ulang gih di DVD minimal...
Posting Komentar