Genre : Fantasy
Score : 3 of 5 stars
Gw heran kenapa film ini bisa jeblok dan kalah jauh dari film vampire kinyis-kinyis Cullen bersaudara itu. Padahal film ini lebih menawarkan cerita yang ga cheesy tapi tidak juga terlalu berat. Dari segi tampilan visual dan cinematography nya juga menarik.
Darren dan Steve adalah sahabat kental dari kecil. Steve memiliki jiwa pemberontak karena faktor broken home yang dialami. Berbeda jauh dengan Darren yang selalu menjadi anak baik yang manis. Suatu hari mereka mendapat undangan show aneh, sirkus freaky show, menampilkan orang-orang yang secara fisik aneh tapi punya kelebihan. Steve terobsesi dengan vampire dan Darren terobsesi dengan laba-laba.
Di show itu, mereka bertemu dengan Crepsley. Seorang vampire yang memiliki laba-laba yang unik. Steve mengenali Crepsley pada salah satu buku vampire yang dipunyai. Dia meminta agar Crepsley menjadikannya seorang Vampire seperti mimpinya selama ini.
Tapi justru Crepsely memilih Darren yang menjadi assistennya. Darren setuju karena suatu alasan. Akhirnya dia pun mejnadi separuh Vampire. Untuk menjadi sepenuhnya harus mati dulu. Steve ternyata menyadari hal itu, makanya dia cemburu dan marah. Dia pun menerima tawaran Murlaugh dan Mr. Tiny untuk menjadi antek-anteknya.
Perseteruan antara Vampire dan Vampireness (Vampir jahat dan vampir baik) pun dimulai. Persetruan yang memang dirancang oleh Mr. Tiny.
Sekali lagi, saya heran dengan kegagalan film ini melakukan penetrasi pasar. Padahal waktu launchingnya tepat, di saat orang-orang lagi "teracuni" dengan kisah-kisah vampire. DI Indonesia, film ini juga ga ada kabarnya. Bahkan saya ga yakin kalo film ini pernah masuk di Indonesia atau tidak!
Ceritanya jelas tidak menye-menye. Dramanya dapat tapi sisi non dramanya juga menarik. Ken Watanabe bermain apik seperti biasanya. Bahkan dia didandani dengan wardrobe yang menarik. Dia menjadi Mr. Tall, pemimpin sirkus the freak. Daftar pemainnya yang lain juga bukan kelas kacangan loh.
Oia ada adegan twist di awal yang membawa kita lebih mengerti dengan alur cerita.
Score : 3 of 5 stars
Gw heran kenapa film ini bisa jeblok dan kalah jauh dari film vampire kinyis-kinyis Cullen bersaudara itu. Padahal film ini lebih menawarkan cerita yang ga cheesy tapi tidak juga terlalu berat. Dari segi tampilan visual dan cinematography nya juga menarik.
Darren dan Steve adalah sahabat kental dari kecil. Steve memiliki jiwa pemberontak karena faktor broken home yang dialami. Berbeda jauh dengan Darren yang selalu menjadi anak baik yang manis. Suatu hari mereka mendapat undangan show aneh, sirkus freaky show, menampilkan orang-orang yang secara fisik aneh tapi punya kelebihan. Steve terobsesi dengan vampire dan Darren terobsesi dengan laba-laba.
Di show itu, mereka bertemu dengan Crepsley. Seorang vampire yang memiliki laba-laba yang unik. Steve mengenali Crepsley pada salah satu buku vampire yang dipunyai. Dia meminta agar Crepsley menjadikannya seorang Vampire seperti mimpinya selama ini.
Tapi justru Crepsely memilih Darren yang menjadi assistennya. Darren setuju karena suatu alasan. Akhirnya dia pun mejnadi separuh Vampire. Untuk menjadi sepenuhnya harus mati dulu. Steve ternyata menyadari hal itu, makanya dia cemburu dan marah. Dia pun menerima tawaran Murlaugh dan Mr. Tiny untuk menjadi antek-anteknya.
Perseteruan antara Vampire dan Vampireness (Vampir jahat dan vampir baik) pun dimulai. Persetruan yang memang dirancang oleh Mr. Tiny.
Sekali lagi, saya heran dengan kegagalan film ini melakukan penetrasi pasar. Padahal waktu launchingnya tepat, di saat orang-orang lagi "teracuni" dengan kisah-kisah vampire. DI Indonesia, film ini juga ga ada kabarnya. Bahkan saya ga yakin kalo film ini pernah masuk di Indonesia atau tidak!
Ceritanya jelas tidak menye-menye. Dramanya dapat tapi sisi non dramanya juga menarik. Ken Watanabe bermain apik seperti biasanya. Bahkan dia didandani dengan wardrobe yang menarik. Dia menjadi Mr. Tall, pemimpin sirkus the freak. Daftar pemainnya yang lain juga bukan kelas kacangan loh.
Oia ada adegan twist di awal yang membawa kita lebih mengerti dengan alur cerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar